BAB III
SISTEM PERIODIK UNSUR
(SPU)
Unsur-unsur yang dikenal saat ini
sebenarnya sudah ada di alam sejak dahulu, bahkan dengan terbentuknya unsur itu
dapat dikatakan bersamaan waktunya dengan terbentuknya alam semesta ini.
Penemuan unsur-unsur oleh manusia secara bertahap sejalan dengan perkembangan
ilmu dan teknologi. Bedasarkan sifat mannusia yang selalu ingin tahu apa yang
ada di lingkungannya akhirnya satu persatu unsur-unsur tersebut dikenalnya.
Sejak semual manusia telah berusaha menggolong-golongkan
unsur yang ada untuk memperoleh keteraturan.
Pada mulanya usaha penggolongan unsur berjalan sangat lambat karena
terbatasnya jumlah unsur yang diketahui serta tidak begitu diketahui
sifat-sifat unsur. Baru setelah pertengahan abad XIX muncul sistem periodik
dengan merupakan dasar dari SPU setelah mengalami penyempurnaan. Perkembangan
SPU tersebut adalah sebagai berikut :
Klasifikasi unsur yang paling sederhana adalah logam dan
nonlogam. Berdasrkan pengamatan persamaan maupun perbedaan sifat-sifat unsur,
para ilmuwan berusaha mencari hubungan antara sifat unsur dengan massa atomnya.
Ada tiga teori tentang sistem periodik unsur :
1.
Teori “Triade” oleh J. W.
Dobereiner (1817)
2.
Teori “Oktaf” oleh J.A.K.
Newlands (1865)
3.
Sistem Periodik Unsur oleh
Mendeleyev (1869)
Teori Triade Dobereiner
J.W. Dobere.iner adalah orang pertama yang menemukan
adanya hubungan sifat-sifat unsur dengan massa atomnya. Dari hasil
pengamatannya, mennunjukkan bahwa unsur-unsur mempercayai sifat-sifat yang
mirip atau hampir sama adalah unsur yang terdiri dari tiga buah unsur. Massa
unsur yang ditengah hampir sama dengan setengah massa unsur yang pinggir.
Karena tiap kelompok terdiri dari tiga buah unsur, maka teori ini disebut teori
“triade”.
Contoh :
1)
Untuk atom-atom Li, Na, dan K
yang massa atom relatifnya masing-masing 7, 23 dan 39, maka massa atom yang
ditengah menurut teori traide ini adalah :
½ (Ar Li + Ar K) = Ar Na
½ (7 + 39) = 23
2)
Untuk atom-atom Ca, Sr, dan Ba
yang massa atom relatifnya masing-masing 40, 88, dan 137.
Massa atom Sr kira-kira ½ (40 + 137) = 88,5
3)
Untuk atom-atom S, Se, dan Te
yang massa atom relatifnya masing-masing 32, 79, dan 128.
Massa atom Se kira-kira ½ (32 + 128) = 80.
4)
Untuk Cl, Br, dan I yang massa
atom relatifnya masing-masing 35,5; 80; dan 127.
Massa atom Br kira-kira ½ (35,5 + 127) = 81,25.
Hubungan sifat fisiknya, misalnya wujud dan warna :
Cl2 : gas
berwarna kuning hijau
Br2 : cair berwarna coklat
I2 : padatan berwarna hitam atau coklat tua
Kelanjutan penelitian tentang massa atm dan sifatnya ternyata
didapat penyimpangan-penyimpangan teori “triade” ini.
Teori “Oktaf” Newlands
Berdasarkan massa
atom unsur-unsur yang telah ditemukan pada tahun 1863 dan 1865, J.A.K. Newlands
menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya. Dari daftar susunan
unsur diperoleh adanya sifat-sifat yang terulang kembali setelah selang
beberapa unsur. Sifat suatu unsur akan terulang kembali tujuan unsur kemudian.
Unsur ke-1, ke-8, dan ke-15, sifat-sifatnya hampir sama. Demmikian
juga unsur ke-2, ke-9, dan ke-16 atau unsur ke-3, ke-10, dan ke-17.
Teori ini disebut teori “Oktaf” seperti nada/not musik :
do, re, mi, fa, sol, la, si, do
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 1’
DAFTAR UNSUR NEWLANDS
1
H
|
2
Li
|
3
Be
|
4
B
|
5
C
|
6
N
|
7
O
|
8
F
|
9
Na
|
10
Mg
|
11
Al
|
12
Si
|
13
P
|
14
S
|
15
Cl
|
16
K
|
17
Ca
|
18
Cr
|
19
Ti
|
20
Mn
|
21
Fe
|
22
Br
|
23
Rb
|
24
Sr
|
25
La
|
26
Zr
|
27
Mo
|
28
Ru
|
29
Pd
|
30
Ag
|
31
Cd
|
32
In
|
33
Sn
|
34
Sb
|
35
I
|
36
Te
|
37
Cs
|
38
Ba
|
39
Ta
|
40
W
|
41
Nb
|
42
Au
|
43
Pt
|
44
Os
|
45
Hg
|
46
Tl
|
47
Pb
|
48
Bi
|
49
Th
|
Hukum Newlands
menjumpai kesulitan dan merupakan kelemahan teorinya, misalnya Fe seharusnya
mempunyai sifat yang mirip dengan O dan S, ternyata berbeda. Sebagai anggota
kelompok logam sedang O dan S sebagai anggota kelompok nonlogam. Sifat-sifatnya
lebih banyak perbedaannya daripada kemimripannya.
Sistem Perodik Unsur
Mendeleyev (1896)
Bertitik tolak dari kelemahan hukum oktaf Newlands, dua
ilmuwan dari dua negara yang bekerja secara terpisah dan tidak saling
berhubungan menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya.
1.
Ilmuwan Jerma yang bernama
Julius Lothar Meyer menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikkan massa atom dan sifat-sifat fisisnya. Antara lain :
volume atom unsur dalam keadaan pada (yaitu massa atom dibagi massa jenisnya),
titik leleh unsurm titik didihnya.
2.
Ilmuwan rusia yang bernama
Dimintri Mendeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikkan massa atom dan
sifat kimianya, misalnya dari rumus senyawa yang telah dikenal, massa atom, dan
sifat-sifat lain.
Dari kedua ilmuwan ini ternyata dihasilkan susunan unsur
yang mirip, tetapi D. Mendeleyev mempunyai kelebihan yaitu dapat meramalkan
adanya unsur-unsur yang waktu itu belum diketemukan. Ramalan sifat-sifat
ternyata benar. Teori ini dikenal dengan nama Sistem Periodik Unsur Mendeleyev.
Hukum Periodik Mendeleyev :
Sifat unsur-unsur merupakan sifat periodik (berkala) dari berat atom
atau massa atomnya.
Penyusunan unsur Mendeleyev :
1.
Setiap unsur yang telah
diketahui pada saat itu dibuatkan sebuah kartu dengan dicantumkan pula massa
atom, rumus-rumus senyawanya, dan sifat-sifat lainnya.
2.
Kartu-kartu tersebut kemudian
disusun urut berdasarkan naiknya massa atom.
3.
Dari deretan unsur ini, kalau
mendatar terjadi perubahan sifat dan ditetapkan unsur baru yang sifatnya mirip
dengan unsur yang telah ada, maka unsur baru ini diletakkan di bawah unsur
semula sehingga diperoleh deretan unsur mendatar baru.
4.
Jika suatu unsur berdasarkan
urutan naiknya massa atom seharusnya diletakkan di bawah unsur tertentu
misalnya ke-13, tetapi karena sifat-sifatnya mirip dengan unsur ke-14 maka oleh
Mendeleyev unsur tersebut diletakkan di bawah unsur ke-14.
Mendeleyev yakin bahwa unsur di bawah
unsur ke-13 belum diketemukan, tetap dikosongkan. Sifat-sifat unsur yang belum
diketemukan ini telah diramalkan. Dan kenyataannya ini membuktikan bahwa di
samping kenaikkan massa atomnya, sifat-sifat lain dari unsur lebih
diperhatikan.
Kalau diketahui adanya unsur yang massa atomnnya kecil
dan diletakkan di belakang unsur yang massa atomnya lebih besar, misalnya I
(massa atomnya 127) diletakkan di belakan Te (massa atomnya 128), maka dasar
yang digunakan adalah sifat-sifat I mirip dengan Cl dan Br dan sifat-sifat Te
mirip dengan S dan Se.
Demikian pula bila beberapa unsur
yang ditempatkan pada kotak atau kartu yang sama meskipun massa atomnya tidak sama
(makin besar), maka hal ini disebabkan karena unsur-unsur ini mempunyai sifat
yang besar.
Unsur-unsur tersebut antara lain Fe, CO, dan Ni kemudian
ada kotak-kotak yang berisi 14 buah unsur yang dikenal dengan nama logam tanah
karah atau seri Lantanoida.
Dari hasil penyusunan unsur-unsur diperoleh :
- Deret horizontal yang terdiri dari unsur-unsur yang massa atomnya dari kiri ke kanan makin besar serta adanya perubahan sifat yang teratur. Keteraturan ini kemudian disebut kala atau perioda. Ada 7 deretan mendatar unsur-unsur atau ada 7 perioda.
- Arah bertikal menunjukkan bahwa sifat unsur-unsurnya mirip atau hampir sama. Kotak arah vertikal dinamakan golongan. Ada 8 golongan.
- Dimulai dari perioda ke-4 tiap golongan dibagi menjadi golongan utama atau golongan A dan golongan tambahan atau golongan B. terdapat pada dua deret unsur horisontal yang disebut seri.
Deret atas atau seri terdiri dari :
Gol.
IA, IIA, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB
Deret bawah atau seri ganjil terdiri dari :
Gol.
IB, II, BA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA
- Untuk golongan VIIIB mulai periode ke-4 terdiri dari 3 buah unsur yang mempunyai sifat-sifat yang mirip.
- Golongan IIIB pada perioda ke-6 dan 7 berisi masing-masing 14 buah yang sifat-sifat unsurnya hampir sama.
Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-6 disebut
unsur-unsur tanah jarang atau logam nadir, sekarang disebut unsur-unsur seri
Lantanoida.
Unsur-unsur golongan IIIB perioda ke-7 disebut seri
Aktinoda.
Dari SPU Mendeleyev tersebut.
Banyaknya unsur tiap perioda sebagai berikut :
Perioda 1 : 2
unsur, disebut perioda terpendek
Perioda 2 : 8
unsur, disebut perioda pendek
Perioda 3 : 8
unsur, disebut perioda pendek
Perioda 4 : 18 unsur, disebut perioda panjang
Perioda 5 : 18 unsur, disebut perioda panjang
Perioda 6 : 32 unsur, disebut perioda terpanjang
Perioda 7 :
belum lengkap, disebut periode belum lengkap
SPU Mendeleyev ini sangat membantu dan mempermudah dalam mempelajari
unsur-unsur dan senyawanya, tetapi karena masih dijumpai kelemahan-kelemahan
dan kemajuan / perkembangan ilmu kimia, sejak 1913 SPU ini disempurnakan oleh
Moseley yang kemudian dikenal dengan nama SPU bentuk panjang.
Kelemahan-kelemahan SPU Mendeleyev
:
1.
Tidak sepenuhnya berdasarkan
kenaikkan masa atom, artinya ada unsur yang massa atomnya lebih kecil
diletakkan di belakang (sesudah) unsur yang massa atomnya lebih besar.
Misalnya Ar dan K, Ac dan Ni, Te dan I, serta Th dan Pa.
2.
Adanya perbedaan yang sangat
besar antara unsur-unsur golongan A dan B meskipun terletak dalam satu deret
vertikal, misalnya antara K dan Cu.
3.
Tidak dapat menunjukkan suatu
batas pemisah yang jelas antara logam dan bukan logam.
SPU Bentuk Panjang
SPU Mendeleyev sering disebut SPU bentuk pendek, sedang
SPU yang digunakan saat ini adalah SPU bentuk panjang atau SPU Saja.
SPU ini adalah penyempurnaan dari SPU Mendelayev dengan mengubah
dasar penyusunannya. SPU diusulkan oleh Moseley pada tahun 1913. Berdasarkan
percobaan menggunakan spektograf massa akhirnya diketahui bahwa unsur-unsur
terdiri dari beberapa isotop.
Keterangan untuk SPU :
1.
Golongan : susunan unsur-unsur
arah vertikal.
Golongan I A disebut : golongan logam alkali.
Golongan II A disebut : golongan logam alkali tanah .
Golongan VI A disebut : golongan kalkogen.
Golongan VII A disebut : golongan halogen.
Golongan VIII A atau O disebut : golongan gas enert atau
gas mulia.
2.
Perioda : atau kala susunan
unsur-unsur arah mendatar.
Moseley menemukan hubungan antara frekuensi sinar Rongen
(sinar-X) dengan nomor atom unsur.
Dari kedua hal itu Moseley berpendapat bahwa :
sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya, yang kemundian
dikenal sebagai hukum periodikk modern. Itulah sebabnya Moseley mengusulkan
agar dasar penyususnan SPU menggunakan kenaikkan nomor atom bukan kenaikan
massa atom. Dengan cara demikian sekalilgus dapat mengatasi kelemahan SPU
Mendeleyev.
Sistem Periodik Unsur dan Konfigurasi Elektron
SPU yang digunakan saat ini adalah SPU bentuk panjang.
Dari daftar SPU tersebut mudah dilihat bahawa semua unsur yang berurutan
mengalami kenaikkan nomor atom secara beraturan dengan satu satuan.
Nomor atom unsur berubah mengakibaykan perubahan konfigurasi
elektr.on pada kkulit terluarnya.
Dengan kata lain SPU disusun berdasarkan
konfigurasi elektron atau susunan elektron dalam atom unsur. Sehingga hukum
periodik unsur dapat pula dinyatakan
menjadi :
Hukum periodik unsur :
Sifat unsur-unsur berhubungan
langsung dengan konfigurasi elektron atau susunan elektron dalam atom unsurnya.
Hubungan antara SPU dengan elektron dinyatakan oleh prinsip Aufbau atau aturan
pengisian elektron. Dapat diperhatikan pada bahan berikut ini :
Perioda
Nomor perioda menunjukkan nomor kulit terakhir yang
titempati elektron atau bilangan kwantum utama (n) terbesar yang dimiliki atom
unsur-unsur yang terdapat dalam perioda tersebut.
Pada setiap perioda selalu dimulai dengan
pengisian elektron pada orbital ns dan diakhiri dengan prbital np yang terisi
penuh kecuali pada periode I.
Perioda Terpendek
Perioda ini hanya terdiri dari dua unsur saja yaitu H dan He dan
hanya ada pengisian elektron pada orbital 1s.
Perioda Pendek
Perioda ini terdiri dari 8 unsur. Perioda kedua yang disebut perioda pendek pertama diawali unsur Li
dan diakhiri unsur Ne.
Perioda ketiga yang disebut perioda
pendek kedua, diawali unsur Na dan diakhiri unsur Ar.
Kedua perioda pendek ini diawali pengisian elektron pada orbital 2s
dan dilanjutkan pada ketiga orbital p hingga penuh.
Untuk pengisian elektron harus digunakan aturan Hund artinya pada pengisian
orbital p dimulai dengan tiap orbital terisi masing-masing dengan satu elektron
dengan spin yang sama atau sejajar (yaitu ke atas atau s = + ½). Oleh karena
itu, pada atom N akan memililki konfigurasi elektron : 1s2.2s2.2p 2p 2p dalam bentuk orbital
kotak :
Pada perioda pendek pertama, orbital 3d belum terisi karena terikat
energi orbital 3d lebih besar dari orbital 4s. itulah sebabnya perioda ke-3
hanya terdiri dari 8 unsur.
Perioda Panjang
Perioda ke-4 dan 5 disebut perioda panjang yang terdiri dari 18
unsur tiap periodanya.
Pada perioda ke-4, orbital 4s mulai terisi elektron sampai penuh (2
elektron), tetapi kemudian elektron berikutnya baru orbital 3d (sampai penuh)
dengan menggunakan aturan Hund.
Baru kemudian mengisi orbital 4p juga sampai penuh. Itulah sebabnya
perioda panjang terdiri dari 18 buah unsur yang mempunyai 3 bentuk konfigurasi
elektron.
Untuk periode ke-4 yang dimulai dari K dan diakhiri Kr.
1)
Dua unsur pertama (Ar) 4s1
dan (Ar) 4s2.
2)
Sepuluh unsur berikutnya (unsur
transisi) : (Ar) 2dx 4s2 di mana x dari 1 – 10, kecuali untuk Cr : (Ar) 3d5
4s1 dan CU : (Ar) 3d10
4s1 (ingat kestabilan tercapai jika orbital terisi penuh atau
setelah penuh).
3)
Enam unsur berikutnya mengisi
pada orbital 4p yang mempunyai konfigurasi elektron : (Ar) 3d10 4s2 4py (di mana y dari 1 sampai
dengan 6).
Untuk perioda panjang kedua atau perioda ke-5 adalah mirip dengan
perioda ke-4. Tetapi pengisian elektron dimulai dari orbital : 5s kemudian 4d
dan akhirnya 5p (orbital 4f belum terisi).
Perioda ke-5 dimulai unsur Rb dan diakhiri unsur Xe.
Perioda Terpanjang :
Perioda ke-6 disebut perioda terpanjang karena terdiri dari 32
unsur. Meskipun tetap berdasar asas Aufbau, pengisian elektron pada perioda ini
lebih rumit.
Dimulai dengan mengisi pada orbital 6s yaitu untuk Cs : (Xe) 6s dan
Sr : (Xe) 6s2.
Kemudian terjadi penyimpangan aturan (n + l) di mana seharusnya orbital 4f tersisi daluhu hingga penuh
kemudian orbital 5d. dalam hal ini justru 5d terisi satu elektron dahhulu yaitu
La : (Xe) 5d1 6s2
baru kemudian mulaimengisi orbital 4f langsung 2 elektron, orbital 4f belum
sampai penuh, elektron kembali mengisi orbital 5d lagi. Sedangkan utuk
pengisian orbital 6p berlangsung setelah orbital 4f dan 5d telah penuh.
Perioda Belum Lengkap
Unsur-unsur dalam perioda ke-7 termasuk unsur radioaktif, dalam
perioda ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1)
Unsur-unsur yang terdapat di
dalam hanya 6 buah unsur saja yaitu dari nomor 87 sampai dengan 92.
2)
Sedang unsur-unsur yang nomor
atomnya lebih besar dari 92 tidak terdapat di alam melainkan merupakan hasil
perubahan (Transmutasi) dari unsur-unsur uranium sehingga disebut unsur-unsur
transuranium).
Dengan jalan transmutasi itulah dimungkinkan terbentuk
unsur-unsur baru yang melengkapi perioda ke-7, bahkan secara teoritis dapat
menghasilkan unsur-unsur perioda ke-8.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan :
1.
Konfigurasi elektron untuk
unsur-unsur golongan utama (A) dalam satu perioda terjadi perubahan yang
teratur dengan bertambahnya satu
elektron pada kulit terluarnya. Karena sifat unsur berhubungan dengan
kinfigurasi elektronnya maka jelas unsur-unsur dalam satu perioda mengalami perubahan
sifat yang teratur pula.
2.
Untuk unsur-unsur golongan
tambahan (B) baik unsur transisi maupun unsur-unsur seri Lantanida dan Aktanida
mempunyai konfiggurasi elektron pada kulit terluar yang mirip.
Karena perubahan konfigurasi elektron hanya terjadi pada
orbital dari kulita yang sebelah dalam, maka tidaklah mengherankan jika
sifat-sifat unsur golongan B hampir sama meskipun terletak dalam satu perioda.
Golongan Unsur
Berdasarkan hukum periodik di atas yang menyatakan bahwa
sifat unsur-unsur berhubungan langsung dengan konfigurasi elektronnya, maka ini
berarti unsur-unsur yang mempunyai konfigurasi elektron yang mirip (yang sama
konfigurasi elektron pada kulit terluarnya) akan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip pula.
Kenyataan menunjukkan bahwa yang menentukan sifat kimia suatu unsur
adalah eketron pada kulit terluar yang kemudian disebut elektron valensi.
Untuk jelasnya dapat diperhatikan konfigurasi elektron unsur-unsur
dalam golongan berikut ini :
1.
Golongan alkali (IA)
Dalam hal ini hidrogen tidak termasuk logam meskipun
juga golongan IA.
Lu : (He) 2s1
Na : (Ne) 3s1
K : (Ar) 4s1
Rb : (Kr) 5s1
Cs : (Xe) 6s1
2.
Golongan alkali tanah (IIA)
Be : (He) 2s2
Mg
: (Ne) 3s2
Ca
: (Ar) 4s2
Sr
: (Kr) 5s2
Ba
: (Xe) 6s2
3.
Golongan IIIA
B : (He) 2s2 2s1
Al :
(Ne) 3s2 3p1
Ga
: (Ar) 3d10 4s24p1
In
: (Kr) 4d10 5s25p1
T1
: (Xe) 4f14 5s106s2
6p1
4.
Golongan VIIA
F : (He) 2s2 2s5
Cl :
(Ne) 3s2 3p5
Br
: (Ar) 3d10 4s24p5
I
: (Kr) 4d10 5s25p5
Dari data di atas
menunnjukkan adanya kemiripan konfigurasi elektron atau kemiripan elektron
velensinya yaitu dalam orbitan kulit terluarnya, kecuali periode pertama.
Golongan
|
Elektron Valensi
|
||
Jumlah
|
Penulisan
|
Bentuk Orbital
|
|
IA
IIA
IIIA
IVA
VA
VIA
VIIA
VIIIA (O)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
ns1
ns2
ns2np1
ns2np2
ns2np3
ns2np4
ns2np5
ns2np6
|
|
Harga n sesuai dengan nomor perioda di mana unsur
tersebut berada.
Pembagian unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya,
terutama urutan pengisian elektron yang terakhir maka dibedakan menjadi 4 blok,
yaitu :
1.
Unsur-unsur blok s, yaitu unsur-unsur
yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan s.
2.
Unsur-unsur blok p, yaitu unsur-unsur
yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan p.
3.
Unsur-unsur blok d, yaitu unsur-unsur
yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan d.
4.
Unsur-unsur blok f, yaitu unsur-unsur
yang pengisian elektronnya diakhiri pada orbitan f.
Secara diagram dalam SPU, dapat digambarkan (untuk mempermudah /
tida terlalu panjang maka blok f ditempatkan terpisah di sebelah bawah unsur
blok d).
Blok s
Blok
p
2s
|
|
2p
|
3s
|
Blok d
|
3p
|
4s
|
3d
|
4p
|
5s
|
4d
|
5p
|
6s
|
5d
|
6p
|
|
|
Pembagian unsur berdasar
golongan :
1.
Golongan logam alkali
Yaitu unsur-unsur golongan IA kecuali H.
2.
Golongan logam alkali tanah
Yaitu unsur-unsur golongan IIA kecuali Be yang termasuk
unsur non-logam dan bersifat amfoter.
3.
Golongan boron atau aluminium
Yaitu unsur-unsur golongan IIIA kecuali B yang bersifat
amfoter.
4.
Golongan karbon
Yaitu unsur-unsur golongan IVA (termasuk non-logam).
Dalam hal ini unsur C termasuk pengantar listrik (konduktor) dan Si termasuk
konduktor.
5.
Golongan nitrogen, fosfor
Yaitu unsur-unsur golongan V A.
6.
Golongan kalkogen atau golongan
oksigen, belerang.
Yaitu unsur-unsur golongan VIA.
7.
Golongan halogen
Yaitu unsur-unsur golongan VIIA,
8.
Golongan gas mulia (enert)
Yaitu unsur-unsur golongan VIIIA, karena semuanya
berwujud gas pada suhu normal dan semula dianggap tidak dapat bereaksi dengan
unsur lain maka diganti menjadi golongan O. gas mulia termasuk gas monoayomik.
9.
Unsur representatif
Yaitu unsur-unsur yang termasuk blok s dan blok p atau
unsur-unsur golongan utama yang A.
10.
Unsur-unsur transisi
Yaitu unsur-unsur golongan B yang terletak antara
golongan II A dan III A atau antara blok s dan
blok p. semuanya termasuk logam dan mempunyai sifat-sifat yang mirip
meskipun terletak dalam satu perioda, karena perubahan sususna elektron terjadi
pada orbital (kulit sebelah dalam).
Unsur-unsur golongan VIII B yang
terdiri dari 3 buah unsur dan sering
disebut :
Triade besi : Fe ; Co ; dan Ni
Triade platina ringan : Ru ; Rh ; dan Pd
Triade platina berat : Os ; Ir ; dan Pt
Ketiga triade tersebut disebut unsur golongan VIII,
sifatnya sangat mirip.
Golongan VIII A diganti golongan O dan golongan VIII B
diganti menjadi golongan VIII.
11.
Unsur transisi dalam
Adalah unsur-unsur blok 4f atau seri lantanida dan blok
5f atau seri aktinida yang bersifat radioaktif.
Disamping itu masih juga ada pembagian unsur menjadi
logam, non-logam, dan metaolida.
1.
Logam :
Unsur-sunsur yang termasuk logam bersifat berbagai
konduktor listrik dan panas yang baik di samping sifat-sifat lain. Secara umum
logam terletak pada golongan III A ke kiri dalam SPU, meskipun unsur-unsur
golongan IV A ke kanan juga ada yang termasuk logam.
Atau secara umum dalam tiap periode unsur logam terletak
di sebelah kiri.
2. Non-logam
Unsur-unsur yang terletak di sebelah kanan dalam SPU
pada tiap perioda, pada umumnya termasuk non-logam, yaitu golongan IV A ke
kanan, meskipun beberapa unsur dari golongan IV A ke kanan tersebut yang
terletak pada bagian bawah termasuk unsur logam.
3. Non metaloida
Adalah unsur-unsur yang bersifat sebagai logam dan non
logam. Tentang jumlah unsur metaloid ini masih bellum didapatkan kesepakatan.
Namun pada umumnya yang da/pat digolongkan unsur metaloid adalah : B ; Si, Ge ;
As ; Sb, Te, sedang dari percobaan (dalam keadaan yang tertentu) : P ; Se; dan
Bi juga menunjukkan sifat metaloida.
Secara umum letak unsur metaloida dalam SPU adalah di
antara unsur logam dan non-logam.
Sebagai gambaran dapat dibuat klasifikasi unsur-unsur
khusus untuk golongan B semuanya termasuk logami baik unsur blok d maupun blok
f.
Klasifikasi Logam, Non-logam dan Metaloida
(Unsur Golongan Utama)
Perioda
Golongan
|
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIIA
|
O
|
2
|
Li
|
Be
|
B
|
C
|
N
|
O
|
F
|
Ne
|
3
|
Na
|
Mg
|
Al
|
Si
|
P
|
S
|
Cl
|
Ar
|
4
|
K
|
Ca
|
Ga
|
Ge
|
As
|
Se
|
Br
|
Kr
|
5
|
Rb
|
Sr
|
In
|
Sn
|
Sb
|
Te
|
I
|
Xe
|
6
|
Cs
|
Ba
|
T1
|
Pb
|
Bi
|
Po
|
At
|
Rn
|
Logam Metaloid
Non-logam
Penentuan Periode dan Golongan
Konfigurasi elektron dan SPU merupakan dua hal yang
berkaitan, karena berdasdarkan pada nomor atom unsur.
Oleh karena itu, jika diketahui konfigurasi elektron suatu aton
tentu dapat ditentukan unsurnya dalam SPU yaitu nomor perioda dan nomomr
golongannya. Demimkian pula sebaliknya
jika diketahui letak unsur dalam SPU maka dapat dituliskan konfigurasi elektron
atom unsur itu.
Untuk mempermudah menentukan periode dan golongan unsur dalam SPU
harus diketahui konfigurasi elektronnya.
Pedoman menentuan perioda dan
golongan unsur berdasar pengisian elektron yang terakhir dari atom suatu unsur.
1.
Jika diakhiri pada sub kulit : nsx
Maka unsur tersebut terletak pada :
Perioda : n
Golongan : x A
2.
Jika diakhiri pada sub kulit : np
Maka unsur tersebut terletak pada perioda : n
Golongan : (x + 2) A, kalau (x + 2) =
8 adalah golongan O.
3.
Jika
diakhiri pada sub kulit d: ndx
Maka unsur tersebut terletak pada : Perioda : (n + 1)
Penentuan golongan :
1)
Kalau (x + 2) < 8,
golongannya dalah (x + 2) B; golongan III B s.d golongan VII B.
2)
Kalau 8 < x < 10,
golongan adalah VIII.
3)
Kalau (X + 2) > 10, golongannya
adalah (x – 8) B; golongan I B dan II B.
(Jumlah elektron pada orbital d digunakan sebelum
terjadi pergeseran, misalnya orbital d tetap berisi 4 atau 9).
4.
Jika diakhiri pada sub kulit f: nfx
Maka unsur itu terletak pada :
Perioda : (n + 2)
Golongan : IIIB
Jika (n + 2) = 6 berarti seri
lantanioda, jika (n + 2) = 7 adalah unsur-unsur seri aktinoida.
Contoh :
1)
Untuk suatu unsur, pengisian
elektron atomnya diakhiri pada sub kulit 4p3, tentukan nomor
perioda, nomor golongan, dan nomor atom dari unsur itu.
Jawab :
Pengisian elektron atom diakhiri pada sub kulit 4p3
maka unsur itu terletak pada :
Perioda 4 dan golongan (3 + 2) A = 5A atau VA.
Konfigurasi elektron unsur dibuat
berdasar prinsip Aufbau sampai diakhiri 4p3, maka
1s2, 2s2, 2p6, 3s2,
3p6, 4s2, 3d10 4p3
Berarti unsur tersebut mempunyai nomor atom = 33.
2)
Suatu unsur mempunyai nomor
atom 22, tentukan letak unsur dalam SPU (perioda dan golongan) serta termasuk
logam atau non-logam unsur utu?
Jawab :
Nomor atom 22, maka konfigurasi
elektron unsur tersebut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2,
3p6, 4s2, 3d2
Berarti pengisian elektron diakhiri pada sub kulit 3d2.
Jadi unsur tersebut terletak pada :
Perioda =
(3 +
1)
=
4
Golongan =
(2 +
2) B
=
4 B atau IV B
Jadi, unsur tersebut termasuk logam (unsur transisi).
3)
Suatu unsur terletak pada
perioda ke-5 golonjgan IIA. Jika satu atom unsur itu mengandung 50 netron,
tentukan bilangan massa dari atom unsur tersebut!
Jawab :
Karena atom termasuk golongan II A berarti diakhiri pada
orbital s yang terisi oleh 2 elektron. Sedang kalau letak atom unsur diakhiri
pada sub kuklit : 5s2, maka konfigurasi elektronnya menjadi sebagai berikut :
1s2, 2s2, 2p6, 3s2,
3p6, 4s2, 3d10 4p3 ,5s3
jadi, nomor atom unsur tersebut = 38. Inti atom unsur
tersebut mengandung 38 proton, karena jumlah netron diketahuo = 50 maka
bilangan unsur tersebut
= 38 + 50 = 88
Beberapa Sifat Periodik Unsur
Sifat periodik unsur-unsur adalah sifat dari unsur-unsur
yang berubah secara periodik dengan bertambahnya nomor atom unsur. Telah
diketahuhi bahwa sifat unsur terutama sifat kimianya berhubungan langsung
dengan konfigurasi elektron.
Pada umumnya sifat unsur-unsur dalam satu perioda dari
kiri ke kanan baik sifat fiisika maupun kimianya berubah secara teratur karena
terjadi perubahan struktur atom yang teratur. Baik perubahan struktur inti atom
maupun konfigurasi elektronnya (terutama perubahan konfigurasi elektron yang
terjadi pada kulit terluarnya).
Untuk pembahasan sifat unsur-unsur terutama untuk unsur golongan
utama atau blok s dan blok p, satu hal yang perlu diperhatikan bahwa yang
dimaksud adalah tidak termasuk unsur H dan unsur gas mulia, karena atom H
adalah atom yang paling sederhana yang mempunyai beberapa sifat yang menyimpang
dari lainnya (anomali) sedang gas mulia adalah unsur yang stabil, atau unsur
yang tidak reaktif.
Meskipun sifat periodik unsur menunjukkan suatu keteraturan
perubahan sifat dalam tiap perioda, ternyata tetap tidak dapat dihindarkan
adanya perkecualian (aonali) untuk unsur tertentu. Secara umum unsur pertama
dalam setiap blok s dan blok p (unsur-unsur yang terletak paling atas di setiap
golongan) biasanya mempunyai sifat-sifat fisik maupun kimia yangmenyimpang dari
sifat umum unsur digolongkan itu. Kekhususan sifat unsur pertama dalam tiap
golongan tersebut antara lain karena ukuran atomnya yang paling sederhana di
antara unsur-unsur segolongan.
Sifat periodik unsur-unsur tersebut antara lain :
1.
Volume atom
2.
Jari-jari atom/ion
3.
Energi ionisasi
4.
Elektronegativitas
5.
Sifat asam dan basa
6.
Titik leleh dan titik didih
Sifat periodik unsur dalam tiap periode digambarkan
dalam bentuk grafik akan menghasilkan bentuk yang mirip. Berikut ini akan
diuraikan sifat periodik unsur-unsur. Baik secara kwalitatif maupun dalam
bentuk grafik.
1. Volume Atom
Yang dimaksud dengan volume atom
adalah massa atom relatif dari suatu atom dibagi massa jenis (karapatan) unsur
tersebut dalam bentuk padatan. Untuk unsur yang berupa cairan dan gas
kerapatannya di tentukan pada keadaan mendidih. Biasanya satuan volume atom
dalam mL/mol.
Volume atom untuk unsur unsur golongan alkali (IA) dan
unsur-unsur periode ke-2 :
Daftar volume atom unsur golongan IA
Unsur
|
Volume atom (mL/mol)
|
Li
Na
K
Rb
Cs
|
13,1
23,7
45,3
53,9
70,0
|
Daftar volume atom unsur perioda ke-2
Unsur
|
Volume atom (ml/mol)
|
Li
B
Be
C
N
O
F
Ne
|
13,1
5,0
4,3
5,3
17,3
14,0
17,1
16,8
|
Jika dibuat grafik antara volume
atom dan nomor atomnya ternyata menunjukkan keperiodikan sifat unsur seperti
yang terlihat pada grafik berikut ini :
1)
Grafik yang mendaki (naik)
selalu terdiri da ri unsur-unsur non-logam (elektronegatif).
2)
Bagian grafik yang menunj
selalu terdiri dari unsur-unsur logam (elektropositif).
3)
Titik puncak grafik selalu
unsur logam alkali.
2. Jari-jari Atom dan Ion
Telah diketahui bahwa atom adalah
suatu partikel yang sangat kecil. Hingga belum ada manusia yang dapat
melihatnya meskipun dengan alay yang paling modern sekalipun.
Tetapi berdasar anggapan bahwa suatu molekul doatomik
terbentuk dari dua atom yang bersinggungan, maka dengan bantuan spektrum dan
sinar-X akhirnya jari-jari atom unsur dapat ditentukan.
Panjang jari-jari atom untuk molekul unsur diatomik
dianggap sama dengan setengah dari panjangnya ikatan dari kedua atom unsur
tersebut. Dengan telah diketahui jari-jari atom unsur tersebut maka jari-jari itu digunakan uuntuk
menentukan jari-jari atom unsur yang dapat membentuk senyawa / molekull dengan
unsur tersebut.
Secara teoretis dapat pula ditentukan
jari-jari atom unsur dalam satu periode maupun dalam satu golongan dengan cara
membendingkan dengan jari-jari atom unsur lain.
Jari-jari Atom Unsur
1)
Jari-jari Atom Unsur Segolongan
Unsur-unsur yang terletak dalam satu
perioda dari kiri ke kanan jari-jari atomnya akan makin pendek disebabkan oleh
karena muatan inti makin besar. Sehingga makin besar gaya tarik inti terhadap
elektron kulilt terluarnya. Jari-jari atom unsur gas mulia adalah yang
terpanjang dalam setiap perioda.
Jika hendakk membandingkan jari-jari
atom unsur yang tidak terletak segolongan maupun seperioda, maka cara tinggal
melihat jumlah kulit atau nomor perioda di mana unsur berada. Unsur yang
bernomor periodanya atau jumlah kulitnya banyak berarti jari-jari atomnya lebih
panjang.
Berikut ini contoh beberapa unsur
untuk membandingkan jari-jari atomnya :
Yaitu atom Na ; K
; dan As.
Dari gambar tersebut kiranya mudah dimengerti jika :
- Jari-jati atom Na < K (unsur segolongan).
- Jari-jari aotm K > As (unsur seperioda).
Data jari-jari atom beberapa unsur segolongan maupun seperioda.
JARI-JARI ATOM UNSUR PERIODA
KEDUA DAN KETIGA
Perioda kedua Perioda
ketiga
NA
|
Unsur
|
r(nm)
|
NA
|
Unsur
|
r (nm)
|
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Li
Be
B
C
N
O
F
Ne
|
0,123
0,089
0,080
0,077
0,075
0,073
0,072
0,160
|
11
12
13
14
15
16
17
18
|
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
|
0,157
0,136
0,125
0,177
0,110
0,103
0,099
0,193
|
JARI-JARI ATOM UNSUR SEGOLONGAN
Golongan IA Golongan
IIA
NA
|
Unsur
|
r(nm)
|
NA
|
Unsur
|
r (nm)
|
1
3
11
19
37
|
H
Li
Na
K
Rb
|
0,037
0,123
0,157
0,235
0,248
|
4
12
20
38
|
Bc
Mg
Ca
Sr
|
0,089
0,136
0,197
0,215
|
Golongan VIIA Golongan
O
NA
|
Unsur
|
r(nm)
|
NA
|
Unsur
|
r (nm)
|
9
17
35
53
|
F
Cl
Br
I
|
0,072
0,099
0,114
0,133
|
2
10
18
36
54
|
He
Ne
Ar
Kr
Xe
|
0,093
0,160
0,193
0,216
0,228
|
Jari-jari Ion
1)
Jari-jari ion positif
Ion positif terbentuk jika suatu atom
unsur melepas elektron. Elektron yang dilepas selalu elekttron dikulit
terluarnya. Elektron dilepaskan berarti gaya tari inti dengan elektron dikulit
terluarnya makin besar, sehingg jari-jari ion positif akan lebih pendek dari
jari-jarii atomnya. Contoh yang lebih mudah jika ion positif yang terbentuk
oleh atom yang semua elektron valensinya dilepasnya maka jumlah kulitnya akan
berkurang sehingga jari-jari ion positif akan lebih pendek daripada jari-jari
atom netralnya.
Sedang jari-jaro ion positif dari
unsur-unsur yang segolongan dari atas ke bawah akan tetapi makin panjang, dan
yang sepertoda dari kiri ke kanan akan tetap makin pendek.
Contoh berikut
ini menunjukkan bahwa :
1)
jari-jari ion Na+
< jari-jari atom Na.
2)
Jari-jari Na+ <
jari-jari ion K+.
3)
Jari-jari ion Na+
> jari-jari ion Mg2+
Karena massa dan muatan inti Mg lebih
besar dari Na.
2)
Jari-jari ion negatif
Ion negatif terbentuk jika atom
mengikat elektron dari luar, berarti banyaknya elektron di kulit terluar
bertambah, dan akan menyebabkan gaya tarik total inti terhadap elektron di
kulit terluarnya menjadi lebih kecil sehingga jari-jari ion negatif menjadi
lebih panjang jika dibandingkan dengan jari-jari atomnya.
Untuk jari-jari ion negatif
segolongan maupun seperioda, seperti halnya jari-jari atom, yaitu untuk
segolongan dari atas ke bawah jari-jari ion negatif makin panjang dan untuk
seperiodenya dari kiri ke kana jari-jari ion negatif makin pendek.
Dalam contoh
berikut ini :
1)
Jari-jari ion Cl-
> jari-jari atom Cl.
2)
Jari-jari ion Cl-
> jari-jari ion Br-.
3)
Jari-jari ion S2-
> jari-jari ion Cl-.
DATA JARI-JARI BEBERAPA ION
NA
|
Ion (+)
|
r(nm)
|
NA
|
Ion (-)
|
r (nm)
|
3
4
5
11
12
13
|
Li+
Be2+
B3+
Na+
Mg2+
Al3+
|
0,060
0,031
0,020
0,095
0,065
0,060
|
7
8
9
15
16
17
|
N3-
O2-
F-
P3-
S2-
Cl-
|
0,171
0,140
0,136
0,212
0,184
0,181
|
Dari data di atas dapat dibandingkan
dengan atom-atom maupun ion-ion lain baik yang segolongan maupun seperioda.
- Energi Ionisasi
Energi ionisasi atau iosinasi adalah
energi yang diperlukan utuk melepas satu
elektron dari suatu partikel. Partikel tersebut dapat berupa atom yang berdiri
sendiri; molekul atau ion dan partikel-partikel tersebut harus dalam bentuk
gas.
Energi ionisasi untuk melepas elektron yang pertama kali
dari suatu ataom sidebut energi ionisasi
pertama, sedang energi ionisasi kedua adalah energi ionisasi untnuk melepaskan
satu elektron dari ion yang bermuatan 1 +, demikian seterusnya untuk energi
ionisasi ketiga.
Contoh :
Energi ionisasi (disingkat EI) untuk atom Ca :
1.
Ca (g) ¾® Ca+ (g) + le EI1.
2.
Ca+ (g) ¾® Ca2+ (g) + le EI2.
Energi ionisasi pertama adalah energi yang terkecil jika
dibandingkan energi ionisasi kedua; ketiga dan seterusnya. Mengapa demikian?
Data Energi Ionisasi
Dalam Kilo Joule / Mol atau (kJ/Mol)
NA
|
Unsur
|
Pertama
|
Kedua
|
Ketiga
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
H
He
Li
Be
B
C
N
O
F
|
1312
2371
520
900
800
1086
1402
1314
1681
|
5247
7297
1757
2430
2852
2857
2391
3375
|
11810
14840
3659
4619
4577
5301
6045
|
Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur Golongan
Utama
(kJ/Mol), di bawah simbol atomnya )
H
1312
|
|
|
|
|
|
|
He
2371
|
Li
520
|
B
900
|
Be
800
|
C
1086
|
N
1402
|
O
1314
|
F
1681
|
Ne
2080
|
Na
495,8
|
Mg
737,6
|
Al
5774
|
Si
786,2
|
P
1012
|
S
999,6
|
Cl
1255
|
Ar
1520
|
K
418,8
|
Ca
589,5
|
Ga
579,6
|
Ge
785,4
|
As
1015
|
Se
945
|
Br
1147
|
Kr
1352
|
Rb
493,2
|
Sr
55o,2
|
In
559
|
Sn
709,8
|
Sb
835,8
|
Te
873,6
|
I
1012
|
Xe
1172
|
Dari data tersebut berarti energi ionisasi unsur-unsur :
1.
Dalam satu golongan dari ata ke
bawah makin berkurang, dikarenakan jari-jari atomnya makin panjang sehingga
gaya tarik inti elektron terluarnya makin kecil.
2.
Dalam satu perioda dari kiri ke
kanan umumnya makin besar, hal ini karena jari-jari atomnya makin pendek.
Keperiodikan energi ionisasi unsur-unsur dapat pula
digambarkan dalam grafik berikut ini :
Keterangan dari grafik.
1.
Titik puncak grafik
Energi ionisasi yang terbesar untuk setiap periode
adalah gas mulia yang menempati titik puncak utama.
Dalam gambar grafik terlihat bahwa satu perioda, energi
ionisasi dari kiri ke kanan makin bertambah tetapi tidak teratur, misalnya
unsur golongan IIA lebih besar dari I A dan III A kemudian unsur golongan VA
juga lebih besar dari IV A dan VI A.
2.
Titik terendah (minimum)
Unsur-unsur logam alkali (IA) adalah unsur-unsur yang
energi ionisasinya terkecil (dalam tiap perioda).
Berdasarkan harga ionisasi tersebut
maka unsur-unsur yang mudah membentuk ion positif atau mudah melepaskan
elektron adalah unsur yang energi ionisasinya kecil, yaitu terutama unsur-unsur
golongan IA dan IIA
Unsur-unsur yaang mudah membentuik ion positif disebut elektropositif.
Jadi,
unsur elektropositif terletak di sebelah kiri dalam SPU, unsur yang
paling mudah membentuk ion positif adalah unsur di sebelah paling bawah kiri
dalam SPU yaitu Rb (Rf adalah radioaktif sehingga sangat jarang digunakan).
4. Elektronegativitas
Sebelum sampai pada
elektronegativitas perlu kiranya diketahui dahulu pengertian afinitas elektron
suatu unsur. Afinitas elektron bersifat kuantitatif sedang eleltrogenetivitas
(keelektronegatifan) hanya merupakan suatu perbandingan saja.
Afinitas elektron
Adalah besar energi yang dilepas oleh
suatu atom dalam bentuk gas pada saat mengikat elektron atau membentuk ion
negatif.
Ada beberapa atom yang memerlukan energi pada saat
mengikat elektron. Afinitas elektron negatif jika energi dilepaskan, dan
posotif jika dierlukan energi. Harga afinitas sukar ditentukan lagi pula kurang
menunjukkan sifat afinitas elektron berikut :
Afinitas elektron unsur
Perioda kedua dan ketiga (kJ/Mol)
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
H
-37
Li
-60
Na
-53
|
Be
+100
Mg
+30
|
B
-27
Al
-44
|
C
-122
Si
-134
|
N
+9
P
-72
|
O
-141
S
-200
|
F
-328
Cl
-348
|
Afinitas elektron unsur
Golongan VA ; VUA ; dan VII A (kJ/Mol)
VA
|
AE
|
VIA
|
AE
|
VIIA
|
AE
|
N
P
As
Sb
Bi
|
+9
-72
-77
-101
-110
|
O
S
Se
Te
Po
|
-141
-200
-195
-190
-183
|
F
Cl
Br
I
At
|
-328
-348
-325
-295
-270
|
Tetapi secara umum dapat dikatakan
bahwa unsur yang harga afinitas elektronya besar berarti unsur itu mudah
membentuk ion negatif dan kemudian disebut unsur-unsur elektromagnetif.
Meskipun Cl adalah unsur yang paling besar afinitas
elektronnya tetapi unsur yang paling alaktronegatif adalah unsur flur (F). Hal
ini dikarenakan molekul F2 lebih mudah terurai menjadi atom F bila
dibandingkan dengan Cl2.
Jadi, unsur-unsur elektronegatif adalah unsur-unsur yang terletak di sebelah
atas dalam SPU. Karena afinitas elektron unsur kurang menunjukkan sifat
keperiodikan maka orang beralih menggunakan elektronegatifvitas atau
keelektronegatifan.
Elektronegativitas
Jika afinitas menunjukkan kuantitas
energo sedang elektronegativitas meryoakan kuantitatif, artinya
elektronegativitas suatu skala dengan menggunakan suatu atom standard sebagai
pembanding. Atom flur (F) yang elektronegativutasnya tersbesar, oleh Paulling
diberi harga 4, sedangkanharga elektronegativitas unsur lain di tentukan dengan
membandingkannya dengan fluor tersebut.
Sifat Asam Basa, Oksida dan Hidrida
Kekuatan dan perubahan kekuatan asam dan basa dari unsur
dalam golongan yang sama dapat dipelajari dari jari-jari dan keelektronegatifan
atom sentral yang mengikuti proton. Oleh karena jari-jari dan keelektronegatifan
merupakan sifat periodik, dapat diharapkan bahwa kekuatan asam dan basa
menunjukkan perubahan periodik. Dalam satu golongan jari-jari ion bertambah
besar dari atas ke bawah, sedangkan keelektronegatifan bertambah kecil. Kedua
perubahan ini menyebabkan ikatan yang makin lemah dari atas ke bawah untuk
unsur-unsur golongan oksigen dan halogen dengan hidrogen. Dengan demikian akan
diperoleh kekuatan asa yang semakin besar.
H2O
< H2S < H2Se < H2Te
H2Te lebih banyak mengalami disosiasi
Perlu diperhatikan bahwa HCl, HBr dan HI semuanya 100%
terurai dalam air. Air memberikan efek peralatan dalam keasaman HCl, HBr dan
HI.
Untuk asam oksi dengan rumus umu H-O-Z, kekuatan asam
bertambah jika ke-elektronegatifan Z bertambah.
HIO
< HbrO < HCIO
Untuk asam yang jumlah oksigen tervariasi, maka kekuatan
asam bertambah jika jumlah oksigen bertambah.
HClO
< HclO2 < HclO3 < HclO4
Selain dari pada itu penggunaan atum yang lebih besar
ke-elektronegatifannya akan menghasilkan asam yang lebih kuat.
CH3COOH
< CH2BrCOOH < CH2ClCOOH
< CH2FCOOH
CH3COOH < CH2FCOOH < CHF2COOH
< CF2COOH
Kecenderungan dalam sifat asam-basa
Blok-s Dalam larutan oksida dan
hidridanya bersifat basa ; kloridanya bersifat mineral.
Na2O (S) + H2O(l) ® 2 Na+
(aq) + 2 OH- (aq) pH ~14
K H (s) + H2O(l)
® K+ (aq) + OH- (aq) + H2(g) pH~14
H2O
MgCl2(s)
¾® Mg2+ (aq) + 2 Cl-
(aq) pH~7
Blok-d Oksida dan hidroksidanya
tidak melarut dan bersifat basa cenderung bersifat amfoter kloridanya mengalami
hidrolisis menghasilkan larutan asam.
ZnO(s) + 2H+ (aq) ® Zn2+ (aq) + H2O(l) oksida basa
Zn2+
(s) + 2OH- (aq) ® Zn(OH)2(s)
hidroksida melarut
Zn(OH)2(s) + 2H+
(aq) ® Zn2+ (aq) + 2H2O(l)
Amfoter
|
FeCl3(s) + 6 H2O(l) ® [Fe(H2O)6]3+
(aq) + 2Cl- (aq)
Fe(H2O)6]3+
(aq) + H2O(l) ® [Fe(H2O)5]2+
(aq) + H3O (aq)
Blok-p Oksida, klorida dan
hampir semua hididra bersifat asam dengan beberapa perkecualian mmisalnya NH3
dan Ch4.
SO3(s) + 2 H20 (l) ® HSO-4 (aq) H3O (aq) pH~1
SiCl4(l) + 8 H2O
(l) ® Si (OH)4(s) + 4Cl- (aq) + 4H3O+
(aq) pH~1
HCl(g) + H2O (l) ® H3O+
(aq) + Cl- (aq) pH~1
Keperiodeikan
okdida
Li2O BeO B2O3
CO2 N2O5 O2 F2O7
Basa
|
Amfoter
|
Asam lemah
|
Asam
|
Asam kuat
|
Ion
|
Kovalen
|
Na2O MgO Al2O3
SiO2 P4O10 SO2 Cl2O7
Basa kuat
|
Basa
|
Amfoter
|
Asam lemah
|
Asam
|
Asam kuat
|
Ion
|
|
Jaringan kovalen
|
Kovalen
|
Keperiodikan
hidrida
LiH BeH2 BH3 CH4 NH3 OH2 FH
Basa
|
Netral
|
Basa lemah
|
Netral
|
Asam
|
|
Ion
|
Kovalen
|
Molekul kovalen
|
kovalen polar
|
|
|
NaH MgH2 AlH3 SiH4 PH3 SH2 ClH
Basa
|
Netral
|
Basa sangat lemah
|
Asam lemah
|
Asam
|
|
Ion
|
Kovalen
|
Molekul kovalen
|
kovalen
|
Kovalen
|
|
6 Titik leleh dan Titik Didih
Atom-atom unsur alkali terikat dalam
struktur terjejal oleh ikatan logam yang lemah, karena setiap atom hanya
mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah
besar. Oleh sebab itu unsur harlogen dalam keadaan padat berupa kristal molekul
terikat oleh gaya van Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari
bertambah besar. Oleh karena itu titik leleh bertambah besar dari atas ke bawah
dalam satu golongan. Titik leleh bergantung kepada kekuatan relatif dari
ikatan. Kekuatan ikatan logam tergantung pada jumlah elektron valensi oleh
karena itu kekuatan ini bertambah, dari kiri ke kanan dalam satu perioda,
misalnya dari Na ® Mg
® al. Hal ini mengakibatkan titik leleh
bertambah. Dalam satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan
ikaktan bertambah, jadi titik leleh bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai
struktur kovalen yang sangat besar, mempunyai titik leleh tinggi. Ke-periodikan
titik didih mirip dengan ke-periodikan titik leleh.
Titik leleh dan titik didih
dinyatakan dalam K dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel : Titik leleh dan titik didih
14
H
21
|
|
|
|
|
|
|
1
He
4
|
235
Li
1590
|
1551
Be
3243
|
2573
B
2823
|
3823
C
5100
|
63
N
77
|
55
O
90
|
53
F
85
|
24
Ne
27
|
271
Na
1156
|
922
Mg
1263
|
933
Al
2740
|
1683
Si
2628
|
317
P
553
|
385
S
718
|
172
Cl
238
|
84
ar
87
|
337
K
1047
|
1113
Ca
1757
|
|
|
|
|
|
|
Aluran titik leleh terhadap nomor
atom menunjnukkan sifat penting.
30 November 2015 pukul 03.40